"OM SUASTI ASTU OM" RAHAJENG RAUH RING BLOGGER BKSD PEMENANG LOMBOK UTARA, "OM SHANTI SHANTI SHANTI OM"

30.1.13

SEJARAH MASUKNYA AGAMA HINDU KE BALI DAN PANDANGAN ORANG BALI TERHADAP KOSMOLOGI

 
 
BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya, setiap agama yang ada dan berkembang dimuka bumi ini, bertitik tolak kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Banyak hal yang mendorong kita harus percaya terhadap adanya Tuhan itu dan berlaku secara alami. Adanya gejala atau kejadian dan keajaiban di dunia ini, menyebabkan kepercayaan itu semakin mantap. Semuanya itu pasti ada sebab- musababnya, dan muara yang terakhir adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya ini, Tuhan pula sebagai penyebab pertama segala yang ada.
Kendati kita tidak boleh cepat-cepat percaya kepada sesuatu, namun percaya itu penting dalam kehidupan ini. Banyak sekali kegiatan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari hanyalah berdasarkan kepercayaan saja. Setiap hari kita mneyaksikan matahari terbit dan tenggelam. Demikian pula adanya bulan dan bintang yang hadir di langit dengan teratur. Belum lagi oleh adanya berbagai mahluk hidup dan hal-hal lain yang dapat menjadikan kita semakin tertegun menyaksikannya. Adanya pergantian siang menjadi malam, adanya kelahiran, usia tua, dan kematian, semuanya ini mengantarkan kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhanlah yang merupakan sumber dari segala yangterjadidialamsemestaini.
Karena agama itu adalah kepercayaan, maka dengan agama pula kita akan merasa mempunyai suatu pegangan iman yang menambatkan kita pada satu pegangan yang kokoh. Pegangan itu tiada lain adalah Tuhan, yang merupakan sumber dari semua yang ada dan yang terjadi. Kepada-Nya-lah kita memasrahkan diri, karena tidak ada tempat lain dari pada-Nya tempat kita kembali. Keimanan kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. Inilah yang menjadi pokok-pokok keimanan agama Hindu.
Agama hindu berkembang dan muncul pertama kalinya di hindia, dan pada abad ke -15 sm nenek moyang bangsa Indonesia memasuki Indonesia dari daratan cina selatan dengan melewati dua arah yaitu dari arah utara lewat jepang, Taiwan, Filipina dan menyebar di sulawesi Indonesia bagian timur, irian dari arah barat lewat indo cina, siam, Malaya serta mnyebar di sumatara, jawa dan Kalimantan, mereka masuk ke Indonesia dengan membawa agama hindu, dahulu agama hindu paling besar terdapat di pulau jawa, terlebih diantara suku jawa
Kemudian agaam hindu banyak di anut oleh kerajaan kerajaan di jawa, agama hindu masuk sampai ke bali di mulai dengan kedatangan majapahit ke bali sehingga memberikan pengaruh kepercayaan terhadap orang bali sendiri dan bercampur dengan kebudayaan orang bali dan keprcayaan mereka, termasuk pandangan orang bali terhadap tatanan kosmos.
B. Rumusan masalah
ada beberapa permasalahan yang perlu kita ketahui diantaranya adalah;
1. bagaimanakah sejarah masuknya agama hindu ke bali?
2. bagaimanakah kepercayaan orang bali terhadap kosmologi?
C. tujuan pembahasan
1. untuk mengetahui sejarah masuknya agama hindu ke bali
2. untuk mengetahui kepercayaan orang bali terhadap kosmologi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah masuknya Agama Hindu ke Bali
Agama hindu berkembang dan muncul pertama kalinya di hindia, dan pada abad ke -15 sm nenek moyang bangsa Indonesia memasuki Indonesia dari daratan cina selatan dengan melewati dua arah yaitu dari arah utara lewat jepang, Taiwan, Filipina dan menyebar di sulawesi Indonesia bagian timur, irian dari arah barat lewat indo cina, siam, Malaya serta mnyebar di sumatara, jawa dan Kalimantan, mereka masuk ke Indonesia dengan membawa agama hindu, dahulu agama hindu paling besar terdapat di pulau jawa, terlebih diantara suku jawa
Menurut orang bali sejarah kebudayaan dan kemasyarakatan bali di mulai dengan kedatangan orang orang majapahit di bali, kedatangan orang orang majapahit ini membawa perubahan yang baru bagi masyarakat bali, karena sebelumnya di bali di kuasai oleh roh-roh jahat serta mahluk mahluk yang ajaib
Akan tetapi sebenarnya jauh berabad abad sebelum zaman majapahit, di bali selatan sudah ada suatu kerajaan dengan kebudayaan hindu mungkin pada tahap pertama zaman mataram kuno (antara 600-1000 masehi ), pusat kerajaan itu terdapat di pejeng dan bedulu dengan raja keturunan warnadewa, ada kemungkinan kerajaan ini timbul langsung pengaruh dari pedagang hindu namun ada juga kemungkinan kerajaan ini di sebabkan karena pengaruh dari mataram.
Pada ahir abad ke 10 atau awal abad 11 di bali memerintah seorang raja, dharmodyana yang berpermaisurikan seorang keturunan empu sendok, mahendratta, dan melahirkan erlangga, dengan demikian pada waktu itu bali dihubungkan dengan jawa erlangga kemudian memerintah di jawa sedang di bali diperintah atas nama erlangga, seorang adiknya, sesudah erlangga wafat agaknya hubungan antara jawa dan bali menjadi kendor.
Pada tahun 1284, kartanagara,raja singasari, menaklukan bali, penaklukan itu agaknya hanya bersifat sementara saja sebab pada tahun 1383 majapahit mengutus tentaranya di bawa pimpinan gajah mada menyerbu bali, kali ini penaklukan dilaksanakan secara mendalam, gajah mada mendatangkan bangsawan bangsawan dari majapahit, pemimpin para bangsawan ini kemudian mendirikan suatu kerajaan dengan ibukotanya srampangan yang kemudian di pindahkan ke klungkung, rajanya bergelar dewa agung.
Penngaruh majapahit dibali sangat kuat sekali, bahas dan kebudayaan bali adalah kelanjutan bahasa dan kebudayaan jawa timur, kepustakaan hindu jawa di pelihara, dibaca dan diteruskan, itu sebabnya maka bali menjadi tempat penyimpan kekayaan kebudayaan jawa, apa yang sudah tidak dapat diketahui lagi tentang hindu di jawa dapat diketahui di bali.
Sekalipun demikian tidak dapat dikatakan pula bahwa bali adalah daerah agama hindu sebab di samping kebudayaan hindu jawa masih ada religi asli yang tidak kalah kuatnya, pengaruh majapahit hanya terdapat di antara kaum bangsawan, mula mula di klungkung kemudian menyebar di darah daerah lainnya, tetapi hal ini tidak berarti bahwa religi suku bali tidak berubah oleh karena berabad abad terisolir dari daerah daerah lainnya maka lama kelamaan terjadi akulturasi antara agama hindu jawa dan kebudayaan asli orang balikeduanya mengalami percampuran hingga mangalami perubahan sehingga juga sulit untuk dipisahkan lagi, percampuran ini kemudian menjadi suatua agama baru yang tidak mempunyai nama, akan tetapi orang bali sendiri menyebutnya agama tirta dan baru sekarang agama orang bali di sebut agama hindu dharma.
Kira kira sesudah 1000 tahun kedatangan agama hindu yang pertama kali di bali datanglah pengaruh barat dengan perantaraan penjajahan belanda
Ada perbedaan yang mencolok sekali antara cara agama hindu jawa mempengaruhi mempengaruhi masyarakat bali dengan cara kebudayaan barat melakukan infiltrasinya, pengaruh agama hindu jawa meresapi msyarakat bali secara perlahan lahan berangsur angsur selama berabad abad akan tetpi pengaruh kebudayaan barat berjalan dengan cepat sekali
Sekalipun bentuk pemerintahan dan pengadilan asli dipertahankan namun pengawasan belanda yang terjadi secara rasional makin mempengaruhi pandangan orang bali, lebih lebih mengenai masalah pendidikan, anak anak yang tergolong punya tidak puas hanya bersekolah di bali saja karena di bali hanya ada sekolah rakyat yang didirikan belanda, hal ini memberikan pengaruh di bidang keagmaan, karena banyak pemuda bali yang karena pengalamannya di jawa kemudian mereka meninggalkan praktik keagmaan atau hanay melkukannya secara formal saja, ditambah lagi agama islam dan Kristen sudah mulai melebarkan sayapnya di bali.
Dengan semakin berkembangnya agama islam dan Kristen di bali, hal ini membuat para putra bali bangkit dengan mendirikan perkumpulan perkumpulan untuk membangaun agama mereka, pada tahun 1932 didaerah tabanan didirikan sebuah sekolah agama, pada tahun 1939 di klungkung didirikan suatu organisasi agama yang di sebut tri murti .
Pada zaman pendudukan jepang oleh pemerintah jepang didirikan suatu lembaga pendanda yang disebut paruman pandita dharma dengan maksud untuk mempersatukan paham agama bali agar menjadi badan keagamaan yang menjadi penghubung pemerintah jepang,
Sesudah pemerintah jepang jatuh paruman pandita dharma menjadi suam sekalipun tidak mati kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemimpin yang militan, perkumpulan tri murti pada zaman jepang tidak aktif mulai dihidupkan kembali menjadi majelis hinduisme (1950), selain itu juga timbul organisasi keagamaan lainnya, demikianlah di bali lahir kelompok kelompok yang berusaha meningkatkan mutu dan kedudukan agama hindu di bali agar agama hindu dapat sejajar dengan agama yang lainnya, di akui oleh departeman agama, dan pada tahun 1958 agama hindu bali diakui oleh departemen agama RI .
Setelah di akui oleh pemerintah RI di bentuklah dewan agama hindu bali yang sesudah kongres parisada hindu dharma bali (1959) dan pada tahun 1964 diganti dengan parisda hindu dharma hingga sekarang.

B. Pandangan orang Bali terhadap kosmologi
orang bali yakin bahwa alam semesta di atur dan dibagi bagi menurut system tertentu, oleh karena itu seluruh hidup harus disesuaikan menurut system kosmos itu tiap perbuatan harus sesuai dengan tempatnya, pembagian alam semesta menurut system ini menimbulkan suatu pengelompokan terhadap segala sesuatu yang ada didalam kosmos bagaimana watak dan sifat sesuatu itu ditentukan oleh tempatnya dalam pembagian itu.
Pertama tama ada dua pembagaian dalam dua pembagian yang saling bertentangan dan ada pula yang saling mengisi, pembagian ini di ungkapkan dalam istilah kaja dan kelod, kaja berarati kearah gunung sedangkan kelod berarti kearah laut.
Oleh karena itu pulau bali dibagi menjadi dua bagian oleh barisan bukit yang membujur ketengah dari barat ke timur menjadi bali utara dan bali selatan., Orang bali memandang gunung gunung sebagai tempat kediaman para dewa dan nenek moyang yang sudah didewakan karena gunung gunung inilah yang dengan segala tasik dan sumbernya memberikan kesuburan bagi pulau bali.
Berdasarkan apa yang diuraikan diatas maka pengertian kaja dihubungkan dengan yang ilahi yang sorgawi yang menguntungkan yang menyehatkan dan sebagainya, sebaliknya pengertian kelod dihubungan dengan segala sesuatu yang menuju kebawah yang duniawi yang jahat yang mengerikan, karena itu segala sesuatu yang bertentangan dihubungan dengan perlawanan kaja dan kelod, misalnya hidup dan mati, contoh kelod, seorang yang sudah mati dan ketika hidup dia suka mencuri maka waktu menjadi roh pun dia akan mendatangi tempat yang dulu pernah dia curi .
Di samping itu pembagian kaja dan kelod juga di hubungakan dengan pembagaian barat dan timur, oleh karena itu timur (kaja) di hubungakan dengan sesuatu yang terang dan segalanya yang menyenangkan, sedangkan barat (kelod) dihubungan dengan sesuatu yang gelap dan menakutkan, sudah dijelaskan bahwa kaja dan kelod adalah bagian yang menyusun kosmos sehingga keduanya sama penting tak dapat dipisahkan keduanya menyebabkan keseimbangan kosmos seperti halnya kutub utara dan kutub selatan, oleh karena itu biasanya di pura diadakan pemujaan bagi kedua macama kuasa tersebut .
Masih ada lagi pembagian dalam 4 atau 5 bagian dan dalam 8 atau 9 bagian.,Pembagian itu dihubungakan dengan penjuru alam, tiap penjuru diberi dewanya sendiri, warnanaya, harinya, dan bilnagannya, yaitu :
1. timur dihubungakan dengan dewa iswara, warna putih, hari umanis (legi), dan bilangan 5.
2. selatan dihubngkan dengan dewa brahma, warna merah, hari pahng dan bilangan 9.
3. barat dihubungakan dengan mahadewa, warna kuning, hari pond an bilangan 7.
4. utara dihubungkan dengan dewa wisnu warna hitam, hari wage dan bilangan 4.
5. tengah dihubungakan dengan dewa siwa, aneka warna, hari kliwon dan bilangan 8.
Segala pembagian ini memiliki fungsi masing masing, misalnya ketika mengadakan sabung ayam orang harus memperhatikan warna ayam, hari diadakannya sabung, tempat yang diduduki pada saat melaksanakan sabunga ayam dan lain sebagainya.
Pembagian pembagian ini bukan sekedar pembagian belaka tetapi sudah meresap keseluruh bagian kehidupan manusia, didalam terang inilah kita harus melihat seluruh hidup keagamaan orang bali.


 
BAB III
KESIMPULAN
a. peradaban keagmaan hindu dubali dimulai dengan kedatangan orang orang majapahit di bali, kedatangan orang orang majapahit ini membawa perubahan yang baru bagi masyarakat bali, karena sebelumnya di bali di kuasai oleh roh-roh jahat serta mahluk mahluk yang ajaib
Akan tetapi sebenarnya jauh berabad abad sebelum zaman majapahit, di bali selatan sudah ada suatu kerajaan dengan kebudayaan hindu mungkin pada tahap pertama zaman mataram kuno (antara 600-1000 masehi ), pusat kerajaan itu terdapat di pejeng dan bedulu dengan raja keturunan warnadewa, ada kemungkinan kerajaan ini timbul langsung pengaruh dari pedagang hindu namun ada juga kemungkinan kerajaan ini di sebabkan karena pengaruh dari mataram.
Agama hindu bali sejajar dengan agama lain di Indonesia setelah diakui oleh pemerintah RI pada tahun 1958, dan di bentuklah berbagai organisasi keagamaan hindu di bali yang berkembang sampai sekarang.
b. ada dua bentuk pembagaian yang dipercaya oleh masyarakat bali yakni kaja dan kelod, dimana kaja mewakili kebaikan dan arah timur yang melambangkan ternag , kesehatan dan sesuatu yang menyenangkan sedangkan kelod mewakili keburukan dan arah barat yang melambangkan kejahatan dan kegelapan.
Dua bagian ini saling bertentangan dan saling menjaga keseimbangan seperti, hidup dan mati, keburukan dan kebaikan.
Selain itu ada pembagian para dewa berdasarkan arah penjuru:
1. timur dihubungakan dengan dewa iswara
2. selatan dihubngkan dengan dewa brahma,
3. barat dihubungakan dengan mahadewa
4. utara dihubungkan dengan dewa wisnu.
5. tengah dihubungakan dengan dewa siwa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar